Di zaman modern yang serba canggih, semua berita dapat
diakses di seluruh dunia dalam waktu yang singkat, masih ada sebagian
masyarakat yang mempercayai cerita-cerita atau berita-berita bohong yang tidak
berdasar sama sekali, baik secara syar'i yang datang dari Al Qur-an dan As
Sunnah, maupun yang dapat diterima oleh akal manusia. Baik cerita dari nenek
moyang atau berita dari dukun. Kami ingin membahas sedikit tentang dukun/tukangramal, dari mana mereka mendapatkan berita, apa hukum orang yang datang kepada
dukun, hukum orang yang mempercayainya, dan contoh-contoh yang ada pada zaman
ini.
Pengertian Dukun & Tukang Ramal
Dukun dalam bahasa Arab disebut Kahin dan tukang ramal disebut 'Arraf. Pengertian 'Arraf (tukang ramal) adalah: orang yang
mengaku mengetahui kejadian yang telah lewat, yang bisa menunjukan barang yang
dicuri atau tempat hilangnya suatu barang.
Pengertian Kahin (dukun) adalah: orang yang
memberitakan hal-hal yang ghaib yang akan terjadi atau sesuatu yang terkandung
di hati. Menurut Syeikh Islam
Ibnu Taimiyah : 'Arraf , Kahin ,Munajjim (ahli nujum) adalah nama yang sama
untuk dua makna di atas. (Al-Jami' Al-Farid, hal 124)
Jadi dalam istilah kita dukun dan tukang ramal adalah
orang yang mengaku mengetahui kejadian yang akan datang baik itu kabar baik
atau jelek, dapat menunjukan barang yang dicuri atau tempat kehilangan suatu
barang dan tahu hal-hal yang ghaib serta sesuatu yang ada dalam hati.
Allah Ta'ala berfirman dalam surat Al-An'am (6) : 59
yang artinya : "Dan pada sisi Allah-lah kunci-kunci semua yang ghaib,
tak ada yang mengetahuinya kecuali Dia sendiri, dan Dia mengetahui apa yang ada
di daratan dan di lautan, dan tiada sehelai daun pun yang gugur melainkan Dia
mengetahuinya (pula), dan tidaklah jatuh sebutir biji pun dalam kegelapan bumi
dan tidak sesuatu yang basah atau yang kering melainkan tertulis dalam Kitab
yang nyata (Lauh Mahfuzh )."
Dalam ayat ini sangat jelas bahwa sesuatu yang ghaib
atau yang akan datang tidak ada yang mengetahuinya kecuali Allah Ta'ala, sampai
pun Rasulullah SAW. tidak mengetahuinya kecuali sesuatu yang dikabarkan oleh
Allah melalui wahyu. Sebagaimana ketika Rasulullah SAW. ditanya tentang hari
kiamat maka beliau tidak mampu menjawab, karena tidak ada yang mengetahui kapan
terjadi hari kiamat kecuali hanya Allah Tabaaraka
wa Ta'ala. Juga ketika
Rasulullah SAW. meminta kepada Allah Ta'ala agar membolehkan sebagian umatnya
yang dilarang untuk minum di telaganya pada hari kiamat kelak, dijawab oleh
Allah SWT: Sesungguhnya engkau tidak mengetahui apa yang telah mereka perbuat
setelah engkau meninggal.
Ini menunjukkan bahwa Rasulullah SAW. tidak mengetahui apa yang akan terjadi. Kalau saja Rasulullah SAW. merupakan makhluk yang peling bertakwa disisi Allah SWT. yang diutus oleh Allah SWT. tidak mengetahui sesuatau yang ghaib atau yang akan datang kecuali yang dikabarkan oleh Allah SWT., bagaiman dengan yang lainnya yang jauh dari ketakwaan kepada Allah SWT. Bahkan sebagian mereka tidak melaksanakan kewajiban-kewajibannya baik itu shalat, puasa, atau yang lainnya dengan dalih dia sudah ma'shum, sudah diampunkan dosanya dan lain sebagainya.
Ini menunjukkan bahwa Rasulullah SAW. tidak mengetahui apa yang akan terjadi. Kalau saja Rasulullah SAW. merupakan makhluk yang peling bertakwa disisi Allah SWT. yang diutus oleh Allah SWT. tidak mengetahui sesuatau yang ghaib atau yang akan datang kecuali yang dikabarkan oleh Allah SWT., bagaiman dengan yang lainnya yang jauh dari ketakwaan kepada Allah SWT. Bahkan sebagian mereka tidak melaksanakan kewajiban-kewajibannya baik itu shalat, puasa, atau yang lainnya dengan dalih dia sudah ma'shum, sudah diampunkan dosanya dan lain sebagainya.
Sering kita dengar bahwa dukun fulan mendapatkan kabar
atau mengabari akan terjadi ini dan itu. Yang terkadang kabar itu benar
walaupun jarang sekali atau cuma sekali. Dari manakah dia mendapatkan kabar
tersebut?
Diberitakan dalam sebuah hadits bahwa apabila Allah
SWT. memutuskan suatu perkara, para jin pencuri berita yang berdiri satu diatas
yang lainnya dari bumi sampai ke langit paling bawah dan mencuri dengar berita
tersebut dari pembicaraan malaikat. Kemudian dia menyampaikannya kepada jin
yang di bawahnya, dia juga menyampaikannya kepada jin yang dibawahnya dan
demikian seterusnya sampai ke telinga dukun yang ada di bumi. Terkadang salah
satu jin itu disambar bintang berekor (meteor) sebelum menyampaikan berita,
juga terkadang dia disambar setelah manyampaikannya dan menambahkan ratusan
kebohongan dalam berita tersebut.
Dari sini kita dapat mengetahui bahwa terkadang kabar
itu benar, tetapi di dalamnya terkandung ratusan kebohongan yang berasal dari
bisikan syaitan. Dengan begitu kita sebagai umat Muhammad SAW. tidak yang
percaya dengan risalahnya tidak patut untuk mempercayai kabar-kabar yang
berasal dari dukun dan tukang ramal, baik itu kejadian jelek atau baik yang
akan menimpa kita. Karena semua kejadian yang akan terjadi tidak ada yang dapat
mengetahui kecuali Allah SWT., dan tidak akan terjadi kecuali atas kehendak-Nya.
Dalam sebuah hadits diriwayatkan oleh Imam Muslim dari
istri-istri Rasulullah SAW. dari Nabi SAW., beliau bersabda yang artinya : "Barang siapa yang mendatangi
seorang dukun dan bertanya sesuatu maka dia tidak akan diterima sholatnya selam
empat puluh hari."
Diriwayatkan juga oleh oleh Abu Daud dari Abu Hurairah
ra bahwa Nabi SAW. bersabda yang artinya : "Barangsiapa
yang mendatangi seorang dukun dan dia percaya dengan apa yang dikatakannya maka
dia telah kufur dengan apa yang telah diturunkan kepada Muhammad SAW."
Dan dari Abu Hurairah juga : "Barangsiapa yang mendatangi
tukang ramal atau dukun dan dia percaya dengan apa yang dikatakannya meka dia
telah kufur dengan apa yang diturunkan kepada Muhammad SAW."
Dari tiga hadits diatas kita dapat menyimpulkan bahwa
orang yang datang kepada seorang dukun atau peramal dan dia bertanya tentang
sesuatu tetapi dia tidak mempercayainya maka hukumnya adalah sholatnya tidak
akan diterima selama empat puluh hari, seperti yang disebutkan dalam hadits
pertama. Akan tetapi jika dia mempercayainya maka hukumnya adalah dia dianggap
telah kufur dengan apa yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW, yaitu
Al-Qur'an, sebagaimana disebutkan dalam dua hadits berikutnya.
Hal ini banyak terjadi pada zaman sekarang seperti
ramalan-ramalan untuk bintang-bintang tertentu. Misalnya seseorang berbintang
Libra, Leo, Sagitarius atau yang lainnya karena ia dilahirkan pada bulan-bulan
tertentu sesuai nama bintang-bintang tersebut.
Kemudian ia ingin tahu ramalan
untuk bintangnya, baik benar-benar ingin tahu atau sekedar membaca, baik dari
koran, majalah atau yang lainnya. Atau ia bertanya langsung kepada tukang ramal
tentang apa yang akan terjadi, rezeki, jodohnya, atau yang lainnya. Maka orang
seperti ini dikategorikan orang yang datang kepada tukang ramal atau dukun.
Jika ia tidak mempercayainya maka hukumnya adalah sholatnya tidak diterima
selama empat puluh haari, tetapi jika ia mempercayainya bahkan ia mengerjakan
apa yang diramalkan maka ia telah kufur terhadap apa yang diturunkan kepada
Nabi Muhammad SAW.. Juga yang banyak terjadi dikalangan kaum Muslimin, ketika
seseorang ingin menikah atau mengadakan pesta, ia bertanya kepada tukang ramal
kapan hari baiknya atau apa yang akan terjadi jika ia melakukan ini dan itu, kemudian
ia mempercayainya bahkan mengerjakan apa yang diminta oleh tukang ramal
tersebut.
Kebiasaan yang juga banyak dilakukan oleh kaum Muslimin adalah
mempercayai kepercayaan bangsa Cina tentang Shio. Misalnya tahun 2000 shionya
adalah Naga dan tahun 2001 sionya adalah Ular. Kalau sionya ini maka akan
terjadi ini kalau itu maka yang terjadi adalah itu, waspadalah untuk melakukan
ini atau kerjakan itu agar hidup anda selamat dsb. Hal-hal seperti ini banyak
dipercayai bahkan diikuti oleh kebanyakan kaum Muslimin. Inilah fenomena yang
terjaadi dalam masyarakat yang telah mengalami kemajuan teknologi, tetapi
mengalami kemunduran dalam Aqidahnya.
Kesimpulannya, hukum orang yang mendatangi tukang
ramal dan bertanya kepadanya atau kepada dukun paling rendah adalah sholatnya
tidak diterima selama empat puluh haridan yang lebih dari itu adalah dia telah
kufur kepada apa yang telah diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW. Pelajaran yang
dapat kita ambil adalah :
1. Dukun atau peramal adalah orang yang mengaku
mengetahui hal yang ghaib, sesuatu yang akan terjadi, yang bisa menunjukan
barang yang dicuri atau tempat barang yang hilang dan mengaku mengetahui
sesuatu yang tersimpan dalam hati.
2. Tukang ramal atau dukun mendapatkan kabar dari jin yang
mencuri dengar kabar dari langit yang seringkali mereka disambar bintang
berekor (meteor) sebelum menyampaikan berita tersebut kepada yang lain atau dia
tidak tersambar dan dapat menyampaikan berita namun dengan menambahkan ratusan
kebohongan padanya.
3. Haram hukumnya bertanya kepada tukang ramal. Hukum
paling ringan adalah tidak akan diterima sholatnya selama empat puluh hari. Wallahu a'lam bisshowaab.
EmoticonEmoticon